Kamis, 21 Februari 2013

Sapi Impor untuk Qurban Hanya Diminati Pejabat dan Pengusaha


Sapi Impor untuk Qurban Hanya Diminati Pejabat dan Pengusaha


 

 

CILACAP, (PRLM).- Impor sapi potong dari Australia melalui Pelabuhan Tanjung Intan Cilacap, Jawa Tengah dari tahun ke tahun semakin menurun. Sejak tiga tahun terakhir penurunannya mencapai 60 persen. Padahal sapi impor menjelang hari raya Idhuladha ditawarkan seharga Rp 27 juta
  Menurut Sugeng Jaswadi, pemilik UD Marga Jawa Cilacap, pihaknya menawarkan sapi lokal dan sapi impor untuk Iduladha. Khusus sapi impor dari Selandia Baru jenis limosin dia tawarkan seharga Rp 27 juta per ekor. “Memang jarang masyarakat yang berkurban dengan sapi impor karena harganya yang mahal. Meski demikian tetap ada yang laku satu atau dua ekor, biasanya yang membeli kalau tidak pejabat ya pengusaha,” katanya.
  Berdasarkan data di PT Pelindo III Tanjung Intan, Jumlah sapi impor sampai September 2012 mencapai 15.573 ekor sapi atau turun jika dibandingkan pada 2010.
  Saat itu impor yang masuk dari Australian melalui stasiun karantina Pelabuhan Tanjung Intan cukup tingga tercatat 26.098 ekor. Sementara pada 2011 menurun hingga 18.302 ekor. "Sejak tiga tahun ini impor sapi yang masuk melalui pelabuhan Tanjung Intan terus menurun, pada 2010 impor mencapai 26.098 ekor kemudian tahun berikutnya 2011 hanya 18.302 ekor. Sementara laporan yang masuk hingga September 2012 tidak lebih dari 15.573 ekor sapi,"kata Humas Pelindo IIII Cabang Tanjung Intan Cilacap Muhamad Ghozali, Jumat (12/10/12)
  Hal yang sama disampaikan Kepala Stasiun Karantina Hewan PT (Persero) Pelabuhan Indonesia (Pelindo) IIII Cabang Tanjung Intan Cilacap, Jateng, Adi Mardin mengakui bahwa dari tahun ke tahun jumlah sapi potong impor dari Selandia Baru maupun Australia yang dikarantinakan di Pelabuhan Tanjung Intan terus mengalami penurunan.
  “Kemungkinan karena kebijakan dari pusat yang mengurangi jumlah sapi potong impor untuk tujuan swasembada daging 2012. Sebab Kondisi yang sama juga terjadi Pelabuhan yang mempunyai fasilitas karantina seperti di Lampung atau Jakarta,” jelasnya.
  Terakhir pada Oktober ada impor sapi dari Australia jenis sapi perah pesanan dari Balai Pembibitan Ternak Unggul (BPTU) Baturaden, Purwokerto sejumlah 408 ekor.
  Menurut dia, dalam beberapa hari ini akan datang lagi sapi potong dari Australia sebanyak 4.000 ekor. ”Tapi itu baru informasi secara lisan. Persoalannya saat ini kandang di stasiun karantian hewan masih ada 408 ekor sapi titipan dari BPTU, sebab masih dalam proses masa karantinya selama 14 hari. untuk memastikan kondisi kesehatannya,” terangnya.
  Marden menambahkan sebagian besar pengusaha yang menggunakan fasilitas
pelabuhan Tanjung Intan adalah importir dari Jawa Barat, PT Agro di Kabupaten Garut. Pengusaha dari Jateng jarang yang memanfaatkan fasilitas tersebut.
  Menurut dia, rata-rata sapi impor untuk kebutuhan Jabar yang masuk melalui pelabuhan Tanjung Intan mencapai 2.000 ekor per bulan. (A-99/A-88)***