Latar
Belakang
Sektor usaha peternakan sapi potong ( penggemukan) pernah berjaya di
Indonesia. Sebagai bukti, tiga puluh tahun lalu, Indonesia pernah menjadi
negara pengekspor sapi potong. Akan tetapi, setelah itu sektor tersebut terus
mengalami kemunduran. Berkaca dari hal itu, usaha peternakan sapi potong coba
di bangkitkan kembali.
Sesungguhnya usaha peternakan sapi potong secara lokal memang di tuntut
terus berkembang, terutama bagi pemenuhan kebutuhan daging sapi secara mandiri.
Kementrian Pertanian telah merespon hal itu melalui program “Swasembada Daging
Sapi” yang di harapkan akan memiliki peran ganda yaitu sebagai salah satu
sumber ketahanan pangan sekaligus upaya pembangunan usaha masyarakat di
pedesaan.
Khusus Jawa Tengah dengan jumlah penduduk yang kini telah mencapai
32.643.612 jiwa atau 32,6 juta jiwa (sumber
: jateng.bps.go.id) dan selalu meningkat setiap tahunnya- dimana kebutuhan
daging sapi pun semakin meningkat dari tahun ketahun. Tentu saja, tambahan
pasokan pun harus semakin terpenuhi meskipun saat ini mayoritas masih di
lakukan melalui sapi hidup impor yang di besarkan.
Melihat perkembangan, peluang pun muncul bagi usaha peternakan sapi. Seharusnya
sektor ini mampu menjadi penyedia dalam jumlah lebih besar. Jika usaha
peternakan sapi semakin berkembang, di harapkan mampu pula menjadi salah satu
usaha yang dapat diandalkan oleh masyarakat petani pedesaan.
Pada sisi lain, ada trend bahwa tingkat konsumsi daging sapi semakin
banyak terjangkau oleh banyak golongan. Paling tidak, untuk golongan masyarakat
umum, konsumsi daging sapi sudah terjangkau, misal berbentuk rendang, sop
buntut, iga bakar atau baso belum termasuk olahan turunan daging lainnya
seperti kornet, sosis, dlsb.
Namun, yang tengah digenjot oleh pemerintah adalah tingkat kemampuan
konsumsi daging sapi agar lebih signifikan. Bedasarkan data Dinas Peternakan,
konsumsi daging sapi di Jawa Tengah rata-rata masih 7 kg/kapita/tahun. Jumlah
tersebut masih ketinggalan dibandingkan dengan, misalnya Malaysia yang sudah
mencapai 30 kg/kapita/tahun.
Kenyataan itulah yang kemudian menjadi tantangan. Gizi masyarakat
berbasis pengembangan usaha peternakan di upayakan untuk di tingkatkan. Dalam
hal ini, yang di tekankan adalah jumlah pasokan daging sapi dan ternak sapi
hidup terus meningkat, di imbangi situasi dimana usaha ini harus menguntungkan.
Kendati demikian, harganya harus relatif stabil dan terjangkau oleh semua
golongan. Menurut Kepala Dinas Peternakan Jawa Tengah, ada empat hal yang
menjadi tolak ukur keberhasilan pembangunan peternakan di Jawa Tengah, termasuk
sapi, yaitu :
1. Semakin
banyak populasi ternak
2.
Semakin banyak peternakan
3.
Semakin banyak daging di jual
4. Semakin
banyak warga Jawa Tengah yang mengkonsumsi daging
Sampai saat ini, pemenuhan pasokan daging secara lokal nasional masih
mencapai kurang lebih 30%. Untuk Jawa Tengah, pemenuhan kebutuhannya malah
tidak lebih dari 5 %. Melihat kondisi seperti
itu, tidak heran jika kemudian pemenuhan kebutuhan daging sapi lokal masih
mengandalkan produk impor. Setiap tahun Jawa Tengah mengimpor sapi sebanyak
1.320 ton atau sebanyak 132.000 ekor
sapi. Lainya juga didatangkan dari luar daerah .
Selama pemenuhan produk daging sapi masih di dominasi impor, kondisinya
masih dapat di artikan daging sapi hanya terjangkau sebagian golongan
masyarakat. Lain halnya jika pemenuhan kebutuhan daging sapi mayoritas sudah di
penuhi secara lokal oleh Jawa Tengah sendiri dan nasional pada umumnya. Itu
bisa menjadi pertanda bahwa komoditas tersebut sudah merakyat.
Peluang inilah yang juga melatar belakangi kami – UD MARGA JAYA ,melirik dan masuk ke dalam bisnis ini. Bisnis
peternakan sapi ini dinilai terintegrasi dengan bisnis lain dimana bahan baku
pakan berupa hijauan rumput dapat diperoleh dengan mudah. Sementara itu, limbah
kotoran sapi bisa dimanfaatkan baik pribadi, masyarakat maupun pemerintah.
~..~..~..~
Visi Misi
Visi
Membangun
peternakan sapi yang memenuhi standar dengan menggunakan kuantitas dan kualitas
bibit sapi yang unggul baik untuk pembesaran/fattening maupun
pengembangbiakan/breeding serta menguasai jalur-jalur distribusi produk sapi
dan turunannya di wilayah cilacap dan sekitarnya
Misi
ü Membantu
pemerintah dalam usaha menghemat devisa dengan cara mengurangi sapi impor
secara bertahap yaitu melalui penyediaan sapi potong produksi dalam negeri
(lokal).
ü Turut
serta memberdayakan peternak sapi.
ü Turut
serta memberdayakan ekonomi masyarakat di sekitar lokasi kandang, desa tritih
wetan dan kabupaten cilacap pada umumnya.
ü Membuka
lapangan kerja dan lapangan usaha.
ü Membantu
kemitraan usaha peternakan sapi dengan mengkoordinir kelompok – kelompok
peternak mitra binaan.
MAKSUD DAN
TUJUAN
Maksud
dan tujuan disusunnya company profile ini adalah :
· Menyediakan
informasi tentang perusahaan dan peluang investasi di bidang usaha peternakan
sapi yang sangat potensial untuk dikembangkan mengingat kebutuhan akan daging
yang terus meningkat.
· Menyediakan
informasi dan pengetahuan untuk mengembangkan usaha peternakan sapi di Kabupaten Cilacap mulai
dari hulu sampai hilir.
SWOT
Dalam bisnis apapun, permasalahan
akan selalu ada, tergantung bagaimana cara mengatasinya dengan mencari jalan
keluar terbaik yang paling menguntungkan. Khusus dalam usaha peternakan sapi
dibutuhkan modal usaha yang jumlahnya cukup besar. Disamping do’a dan semangat diperlukan juga ikhtiar maksimal untuk
mencapai hasil yang diinginkan. Alhamdulillah sejak berdiri ditahun 2011 dan diawali sebelumnya dengan pengalaman pasar lebih dari 5 tahun, semakin menambah ilmu dan evaluasi ditiap tahunnya untuk menjadi lebih baik.
~..~..~..~